E-commerce Beauty Trend Hingga 2025: Dari 'Natural Products' Hingga 'Personalized Skincare for Men' | Bintang Mahayana

Thursday, June 03, 2021

Holla!

Di postingan kali ini gue akan share seputar e-commerce beauty trend berdasarkan kumpulan riset media terkait dan pantauan gue pribadi sebagai beauty enthusiast. Beberapa data bahkan memuat proyeksi yang berisi prediksi beberapa tahun ke depan hingga kurun waktu 5 tahun mendatang. Sehingga dapat memuat data prediksi dalam rentang tahun 2021-2025. Sebenarnya artikel ini juga terinspirasi dari diskusi di acara Online Blogger Gathering beberapa waktu lalu. Alright, skin nerds! Keep on reading :)





Nilai Pasar Global Industri Beauty dan Wellness

Setidaknya di Indonesia, industri beauty and wellness mengalami peningkatan sekitar 20% sejak tahun 2017 sebagaimana tertuang dalam data riset¹ Kemenperin. Lalu, bagaimana dengan value global market? Berdasarkan riset² yang dilakukan oleh 3 sumber baik lembaga riset maupun brand, yaitu: Reports Globe (2020), L'Orèal (2020), dan Statista (2021), diperoleh data nilai pasar global untuk kategori produk kecantikan dan perawatan sebagai berikut.


Source: Common Thread


Industri ini didominasi oleh wilayah Asia Pasifik sebesar 46%. Disusul oleh Amerika Utara sebesar 24%, Eropa Barat sebesar 18%, Amerika Latin sebesar 8%, Eropa Timur sebesar 6%, dan sisanya Afrika sebesar 3%. Dengan total nilai pasar global pada tahun 2021 diprediksi mencapai 511 Triliun USD atau naik sekitar 28 Triliun USD dibanding tahun 2020. Nilai ini diprediksi masih akan mengalami peningkatan pada tahun 2025, yaitu dengan total nilai pasar sebesar 784.6 Triliun USD atau diprediksi mengalami kenaikkan sekitar 40% dalam kurun waktu 4 tahun kedepan.






Skincare for Men Akan Segera Mainstream

Perkembangan zaman memang tak terhindarkan. Hal-hal yang pada masa sebelumnya dianggap bukan kebutuhan primer, kini bisa beralih prioritas menjadi kebutuhan primer. Dalam berbagai diskusi di Beauty Forum, salah satunya di Female Daily App sendiri kini telah hadir Group Talk bernama "Men's Grooming". Memang, jumlah user pria masih tergolong relatif sedikit jika dibandingkan dengan wanita. Namun, menariknya group tersebut justru dihidupkan oleh user wanita yang banyak bertanya seputar men's skincare. Biasanya, diskusi hadir karena kepedulian mereka terhadap orang-orang terdekatnya yang merupakan pria. Baik orang tua, teman, maupun pasangan.


Sehingga, dari sisi wanita sendiri juga tidak lain berperan besar sebagai indirect marketer bagi produk-produk perawatan pria itu sendiri. Apalagi, kini produk-produk tersebut banyak yang sudah mengalami evolusi desain menjadi lebih simple and clean. Sekilas desain seperti ini menimbulkan persepsi modern skincare. Padahal, lebih dari itu banyak brand yang sejujurnya sudah paham proyeksi pasar. Sehingga, mereka menghadirkan desain kemasan yang bersifat universal dengan desain yang tidak terlalu mencolok. Terutama bagi konsumen pria. Jika nantinya mereka akan expand secara khusus dengan menambahkan label "Skincare for Men", tentu akan mampu mengatrol upaya me-mainstream kan hadirnya skincare bagi kaum pria itu sendiri.




Karakteristik Konsumen Pria

Saat ini industri kecantikan berlomba-lomba menargetkan pria sebagai The Next Market Target. Setidaknya, dalam riset LTKL di 2 negara seperti Korea Selatan dan Jepang, 10 major beauty brand, mengeluarkan Skincare for Men dengan alasan sebagai berikut:

1. Konsumen pria dianggap lebih loyal terhadap suatu produk. Sehingga, jika empties skincare telah tercapai, akan sangat mungkin terjadi repeat purchase.

2.  Konsumen pria dinilai lebih royal dalam membeli produk yang menurutnya mampu memberikan added value tersendiri (misal: eco-friendly).

3. Sebagai upaya perluasan target market pada gelombang persaingan pasar berikutnya.




Skincare for Men sebagai Pembeda Skincare bagi Pria dan Wanita

Kendati demikian, jika kita tarik mundur, apakah ada urgensi tertentu bagi produk skincare harus dibedakan berdasarkan kategori gender tertentu? Secara fisiologis, memang beberapa jenis kulit pria cenderung lebih berminyak dibanding wanita. Hal ini disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak pada kulit pria yang cukup aktif. Sehingga mampu memproduksi sebum (minyak alami kulit) hingga 2x lebih banyak daripada kelenjar minyak pada wanita. 


Tetapi, pada kenyataannya jenis kulit pria pun cukup variatif sama halnya dengan kulit wanita. Kulit pria pun ada yang sangat kering (dehidrasi), kering, normal, kombinasi,  berminyak, dan sangat berminyak (dehidrasi). Sehingga, bukan tidak mungkin bagi pria juga menggunakan skincare yang umumnya digunakan oleh wanita maupun sebaliknya. Selama dalam memilih produk, penting untuk mencari ingredient berdasarakan kebutuhan kulit individu pada saat itu.




Munculnya Permintaan Pasar terhadap Produk Ramah Lingkungan

Generasi muda baik millenial maupun neo-millenial masa kini sudah semakin sadar akan pentingnya memilih produk yang ramah lingkungan. Bisa dikatakan, trend story telling marketing menjadi nilai tambah tersendiri di mata konsumen muda karena sifatnya yang soft-selling. Sehingga, trik marketing hard-selling akan tergusur dengan sendirinya karena semakin banyak pilihan yang tersedia. Konsumen semakin bebas memilih produk yang menurut mereka "bercerita". Hal ini juga kerap kali menimbulkan perasaan bangga karena dengan memilih produk yang ramah lingkungan, sebagai konsumen kita telah berkontribusi bagi lingkungan. Meskipun jika diukur dalam presentase global, nilainya tidak seberapa.


Namun, fenomena ini juga tidak boleh kita telan mentah-mentah begitu saja. Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, akan selalu ada sejumlah oknum brand yang menggunakan teknik Greenwashing - yaitu teknik marketing yang digunakan oleh brand dengan menjual narasi seputar eco-friendly principle palsu untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan belaka. Sudah sepantasnya kita sebagai konsumen juga semakin bijak dalam menyikapi hal ini. Jangan sampai niat baik kita berkontribusi bagi lingkungan malah justru berujung pada hal yang sebaliknya.



***

Thank you for dropping by and let me know your thoughts by leaving a comment in the box below :)


- Bintang Mahayana ©️ 2021 -





REFERENSI

¹Mahayana, Bintang. 2021. Cara Mengenali Produk Kecantikan dari Label Kemasan dalam Upaya Mendukung Sustainable Beauty. Dalam artikel. Diakses pada 13 April 2021


²Roberts, Reily. 2021. 2021 Beauty Trends & Cosmetics Marketing: Statistics and Strategy for Your E-commerce Growth. Dalam Common Thread. Diakses pada 13 April 2021

No comments:

Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!

Bintang Mahayana (c) 2018. Powered by Blogger.