Keresahan sebagai Wanita Setiap Bulan
Akhir-akhir ini gue baru mencoba pengalaman baru dalam membantu melewati rutinitas bulanan sebagai wanita, yaitu mencoba menstrual cup sebagai alternatif penggunaan pembalut saat haid. Tentu kita tahu bahwa ada beberapa jenis utensil yang dapat digunakan wanita untuk menampung darah haid, sebut saja pembalut, tampon, dan menstrual cup. Dulu gue ragu waktu mendengar bahwa ada alternatif utensil haid selain pembalut. Soalnya, Mama sebagai orang pertama yang memberi edukasi terkait menstruasi pun mengajarkan penggunaan pembalut saja. Sehingga, pengetahuan gue ya terbatas pada pemakaian pembalut.
Seiring bertambahnya usia, gue mulai melihat perbedaan di sekitar bahwa ada, loh teman-teman gue yang menggunakan utensil lain. Salah satunya menstrual cup. Jujur, awalnya agak skeptis karena dari cara pemakaiannya yang gue dengar saja sudah cukup mengerikan bagi wanita yang belum menikah dan belum pernah berhubungan seksual pada saat itu. Nggak pernah terbayang dalam benak gue kalau gue harus memasukan suatu benda asing ke lubang vagina setiap bulannya dalam kurun waktu sekitar 1 minggu, hanya untuk menampung darah haid. Akibat keparnoan gue, maka niat untuk mencoba menstrual cup pun gue urungkan.
Kenapa Memilih Menstrual Cup?
Sampai akhirnya, gue mulai hidup sendiri dan otomatis semua kebutuhan rutin harus gue sediakan sendiri. Dulu, waktu masih tinggal bersama orang tua, menstrual pads pun sudah disiapkan Mama setiap bulan di rumah. Gue baru sadar kalau untuk bertahan hidup saja, wanita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, yaa.
"Women must pay for their monthly menstrual utensils to be alive while men just continue living their lives(?)"
Mungkin bagi sebagian orang, harga pembalut itu tidak mahal. Namun, kalau dipikir-pikir jumlahnya lumayan juga kalau kita kali dalam setahun. Contoh, kita asumsikan untuk 1 siklus mentruasi setiap bulannya, kita perlu membeli pembalut dengan harga Rp30.000,00. Jika kita kali dengan 12 bulan, maka biaya yang perlu kita keluarkan setiap tahunnya setara dengan Rp360.000,00 hanya untuk kebutuhan pembalut saja. Itupun, kalau kita hanya membeli 1 jenis ukuran. Ada kalanya kita menggunakan ukuran yang berbeda untuk penggunaan siang dan malam hari, serta ukuran berbeda lagi jika arus haidnya cukup deras dan sedikit.
Sebelumnya, gue pribadi perlu mengeluarkan uang setara hampir Rp60.000,00 setiap bulannya untuk membeli pembalut dengan kualitas yang baik. Terkadang, pembalut dengan kualitas yang kurang baik, meskipun lebih murah harganya, tidak nyaman dipakai. Ada yang terasa lembap, mudah bocor, mudah terlipat atau mengkerut, bahkan yang paling tidak nyaman adalah membuat darah haid tercium hanyir. Tentu bisa sangat fatal jika bau tersebut tercium oleh orang lain, kan? Makanya gue memutuskan untuk menggunakan menstrual cup karena selain lebih ekonomis juga lebih ramah lingkungan. Bisa mengurangi sampah pembalut karena dapat dicuci dan digunakan kembali setiap bulannya.
Tips Sebelum Menggunakan Menstrual Cup
Gue paham, pasti di antara teman-teman ada yang merasa parno takut menstrual cup tidak cukup aman dan nyaman digunakan di area kewanitaan. Ada yang mungkin berpikir terkait kemungkinan kontaminasi bakteri dari benda asing, perasaan mengganjal di area kewaitaan, hingga potensi bocor saat haid. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan menstrual cup untuk pertama kali supaya tidak salah pilih dan tetap aman digunakan.
1. Pilih ukuran yang pas sesuai kondisi dan monthly flow.
2. Pilih menstrual cup yang dilengkapi dengan wadah waterproof dan mudah dibawa.
3. Sterilkan menstrual cup sebelum digunakan.
4. Gunakan lubricant gel atau pelumas untuk membantu aplikasi.
5. Sterilkan setiap bulan dan simpan kembali ke wadahnya.
Cara Menggunakan, Melepas, dan Menyimpan Menstrual Cup
Berikut adalah cara menggunakan menstrual cup yang bisa kamu lakukan untuk memudahkan dalam pengaplikasiannya:
1. Beri pelumas (lubricant gel) pada area luar menstrual cup. Mereknya bisa apa saja, tetapi yang gue gunakan dari Vigel. Tujuannya untuk menghindari gesekan dengan dinding vagina yang berpotensi menimbulkan luka, serta memudahkan menstrual cup untuk masuk.
2. Lipat menstrual cup dan cubit kedua sisi sampingnya seperti pada foto.
3. Buka lubang vagina dengan bantuan jari telunjuk dan jempol.
4. Masukkan menstrual cup dengan gerakan memutar, hingga menstrual cup terbuka sempurna dan mampu menampung darah haid.
Untuk cara melepas menstrual cup dari vagina, berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan agar darah haid tidak berceceran:
1. Lakukan dalam posisi duduk atau jongkok di kloset toilet.
2. Tarik ujung menstrual cup perlahan hingga keluar sepenuhnya.
3. Buang darah haid ke kloset dan bilas menstrual cup menggunakan air bersih. Cuci dengan sabun kewanitaan jika ada.
Jika masa menstruasi telah selesai, berikut adalah cara menyimpan menstrual cup agar awet dan tetap aman digunakan kembali:
1. Cuci bersih menstrual cup dengan sabun tanpa pewangi atau sabun kewanitaan jika ada.
2. Rebus dalam air hingga air mendidih.
3. Keringkan dengan tisu bersih dan simpan kembali ke wadahnya.
Mini Review Menstrual Cup Momi Homi bagi Pemula
Setelah beberapa bulan menggunakan menstrual cup dari Momi Homi, gue merasakan perubahan yang signifikan terhadap pengalaman menstruasi setiap bulannya. Hal ini membuat gue lebih sadar bahwa memilih menstrual cup sebagai pengganti pembalut adalah keputusan terbaik yang gue lakukan tahun 2024 ini. Beberapa manfaat yang dirasakan setelah beralih ke menstrual cup antara lain:
1. Tidak khawatir bocor setiap tidur atau aktivitas.
Masalah yang banyak ditemui oleh hampir setiap wanita saat menstruasi adalah kebocoran atau tembus. Ingat sekali, dulu sampai harus dilapisi kain supaya besok paginya tidak perlu cuci sprei kasur. Belum lagi harus beli pembalut berbagai ukuran. Terkadang kalau peletakannya tidak pas, sekalipun pakai yang 29cm keatas, tetap saja akan tembus.
Untuk ukuran yang gue pakai ini maksimal di 20mL (size S Momi Homi). Pada hari ke-3 dan seterusnya, bisa tahan hingga 8 jam. Pada hari ke-1 dan 2 biasanya perlu ganti lebih sering sekitar 4-6 jam sekali. Sebelum tidur, amannya dikosongkan baru dipakai lagi untuk menghindari cup penuh saat tidur dan mengakibatkan bocor.
2. Tidak terasa seperti sedang haid.
Awal pakai memang agak terasa mengganjal, karena ternyata pakainya kurang dalam dan terlalu menukik ke bawah. Namun, tidak sampai 24 jam, kita akan dengan sendirinya menemukan posisi cup yang pas. Jika peletakannya sudah pas, rasanya seperti tidak pakai menstrual cup. Bahkan yang biasanya terasa darah mengalir, jadi serasa tidak sedang haid.
3. Bebas berenang tanpa khawatir bocor.
Teknologi menstrual cup mampu memisahkan urin dan darah. Saat kita buang air kecil pun, darah tidak bercampur pada urin. Maka, saat berenang pun tidak perlu khawatir jika darah akan bercampur dengan air sekitar. Asalkan, sebelum berenang kita sudah pastikan bahwa mesntrual cup tidak dalam keadaan penuh dan peletakannya sudah pas (tidak terasa mengganjal).
4. Lebih praktis saat bepergian.
Menstrual cup ukuran medium biasanya dapat dipakai selama 8-12 jam untuk flow normal sebelum dicuci. Untuk awal menstruasi biasanya gue akan ganti setelah 4 jam saat heavy flow. Kalau hanya dibawa untuk nge-mall biasanya gue baru akan cuci lagi ketika sudah sampai rumah. Tentu ini lebih praktis karena mencucinya pun mudah. Selain itu, kita tidak akan meninggalkan residu sampah apapun selain limbah darah yang bisa kita flush di kloset toilet.
5. Lebih hemat pengeluaran bulanan.
Kalau biasanya harus beli pembalut berbagai ukuran setiap haid dan ganti pembalut 3-4 kali sehari, sekarang cukup satu menstrual cup selama bertahun-tahun. Bahkan pembelian gel pelumas pun hanya dilakukan saat bulan pertama mencoba menstrual cup. Setelah terbiasa, cukup rileks saja tidak perlu tambahan pelumas. Dulu, terasa aneh karena belum terbiasa dan masih ada perasaan was-was menggunakan benda asing ke organ intim kewanitaan. Namun, sekarang itu sudah tidak terjadi lagi. Dampak positifnya juga membuat lebih hemat pengeluaran bulanan, bukan?
Bintang Mahayana©️2024
Please do not repost this article.
For business inquiries kindly email at [contact.bintangmahayana@gmail.com]
***
No comments:
Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!