Autoimmune Progesterone Dermatitis - Kondisi Langka Penyebab Kulit Terasa Gatal Saat Mendekati Siklus Menstruasi

Thursday, March 11, 2021
Holla!
Di postingan kali ini gue mau cerita pengalaman gue yang baru-baru ini gue sadari. Sebagai pemilik kulit sensitif sejak lahir, gue nggak mengira kalau akan mengalami kondisi langka yaitu Autoimmune Progesterone Dermatitis. Apa itu? Kalau penasaran ingin tahu lebih lanjut, keep on reading!




My Sensitive Skin

Sebelum menjelaskan tentang Autoimmune Progesterone Dermatitis atau singkat saja APD, gue mau cerita kalo gue memang lahir dengan kulit yang sensitif. Di keluarga gue memang ada eczema. Tetapi, karena dari garis nenek jadinya nggak nurun ke cucu perempuan. Alhasil gue malah punya kulit sensitif jenis lain yaitu hyperpigmentation-prone. Gue menyebutnya ini aja biar gampang. Kalau awam mungkin sering bilang nya "darah manis". Jadi secara genetik memang di keluarga soal kulit tuh macem-macem problem nya. Termasuk juga celloids. Pokoknya kulit gue peka banget sama rangsangan suhu, udara, atau alergen lain yang dapat memicu reaksi kontak. Terkadang kalau kepanasan juga gue mudah memerah. Meskipun nggak sampai timbul spider veins.

Saat gue memasuki fase early adult, tepatnya di usia 23-25 tahun, gue merasakan perubahan lain di kulit. Setiap menjelang menstruasi, kulit area jaw line dan leher, tuh gatal nya bukan main. Tiba-tiba memerah terus bentol seperti mau numbuh jerawat. Pasalnya, belum tentu jadi jerawat. Awalnya gue kira cuma sebatas reaksi mau timbul jerawat hormon. Tetapi, kok tiap mau menstruasi gejalanya selalu sama. Kadang di pipi juga terasa dan gatalnya tuh bisa mengganggu banget. Anehnya, nanti hilang-hilang sendiri kalau sudah pakai skincare. Cuma ya bisa terjadi lagi selama masih dalam masa siklus menstruasi.

Gue penasaran ini normal nggak, sih? Terus gue open discussion di beauty forum. Ada juga yang mengalami gejala sama meskipun yang bersangkutan ditambah dengan adanya riwayat eczema. Langsung deh, gue Google dan ketemulah tentang si APD ini.




Autoimmune Progesterone Dermatitis


"Autoimmune progesterone dermatitis is a rare skin condition in women that recurs in a cyclical manner corresponding to their menstrual cycles. It is thought to be a response of the skin to the hormonal changes that happen just before menses. The skin rash is an autoimmune response to the body's progesterone, hence its name." 
(DermNetz NZ, Dr. Kenneth Wong)

Jadi, pada dasarnya APD ini adalah kondisi langka yang hanya terjadi pada perempuan karena berkaitan dengan siklus menstruasi, yaitu sebagai respon kulit terhadap hormon progesteron (hormon kehamilan atau sex hormone). Biasanya terjadi saat masa lutheal atau late mestruation cycle saat hormon progresteron sedang meningkat. Kondisi ini lazim gue alami menjelang masa menstruasi. Saat menstruasi malah relatif nggak timbul jerawat bahkan rasa gatalnya juga nggak timbul. Memang disebutkan bahwa kondisi ini biasanya terjadi dalam 7 hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 1-3 hari setelah menstruasi selesai. Ketika hormon progesteron menurun, gejala-gejala tersebut juga umumnya menghilang.

"Within a few days of menstruation when progesterone level falls, there is partial to complete resolution of the rash. It will recur during the next cycle."


Dalam artikelnya pun disebutkan, "It will recur during the next cycle" yang artinya akan berulang pada siklus berikutnya. Nah, jadi jelas kalo memang kondisi iritasi pada kulit ini bakal langganan hadir sekali kita mengalaminya. Ada beberapa bentuk iritasi kulit yang terjadi pada penderita APD, yang paling umum adalah urticaria (bentol-bentol) dan erythema multiforme. Reaksi lain yang mungkin timbul adalah
Pada bagian "itch" disebutkan bahwa gatal juga termasuk komplain yang paling sering terjadi. Salah satunya yang gue alami sendiri. Wanita yang dapat mengalami ini bervariasi secara range usia. Kondisi ini bahkan mungkin terjadi saat masa menarche atau masa menstruasi pertama dan paling lambat terjadi pada usia sekitar 48 tahun.

Untuk penanganannya sendiri di website konsultasi online ada beberapa jenis pil yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi APD ini. Tetapi, karena disebutkan juga bahwa kondisi ini salah satunya bisa terjadi karena disebabkan oleh kondisi kulit kering, jalan teraman yang bisa gue tempuh adalah senantiasa menjaga hidrasi dengan skincare products yang mengandung banyak calming ingredients untuk meredakan rasa gatal tadi. Untuk itu sebagian water-based skincare terutama toners, gue taruh di kulkas. Supaya sensasi dinginnya juga bisa meredakan rasa panas akibat gatal yang dirasakan di kulit. 


- by Bintang Mahayana





Referensi

Autoimmune Progesterone Dermatitis
Dr Kenneth Wong, Dermatology Registrar, Greenlane Hospital, Auckland, New Zealand, 2008.

Penyebab dan Penanganan Badan
Sering Gatal Terutama saat Haid
dr. Yoni 



1 comment:

Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!

Bintang Mahayana (c) 2018. Powered by Blogger.