REVIEW - IKIGAI "The Japanese Secret to a Long and Happy Life"

Sunday, March 10, 2019
Holla!
Sudah lama gak posting sesuatu yang berkaitan sama Jepang, nih. Gue akhir-akhir ini lagi memperbaharui koleksi buku gue lagi baik printed maupun digital. Ada satu buku yang tiap ke toko imported books sejenis "Books & Beyond" atau "Periplus" selalu mejeng di depan. Di Recommended books atau Bestseller books section. Judulnya cukup eye-catching buat gue dan isinya juga inspiring. Penasaran gimana isinya? Berikut gue bagi resume dan review nya buat kalian. Keep on reading! :)

IKIGAI
Source: letudiantmalin.com


IKIGAI

The Japanese Secret to a Long and Happy Life - By: Hector Garcia & Francesc Miralles


Prolog
Apakah makna hidup saya?
Apakah poin dari hidup hanya sekadar untuk bisa hidup lebih lama, atau haruskah kita mencari tujuan yang lebih lagi dari itu? Mengapa sebagian orang sudah tahu apa yang benar-benar mereka inginkan dan memiliki passion/ hasrat dalam hidup mereka, sedangkan yang lain masih mendekam dalam kebingungan?

Apa itu Ikigai?
Ikigai dalam bahasa Jepang sendiri ditulis 生き甲斐. Bila diuraikan maka terdapat dua kata yang membentuknya yaitu: 生き dibaca "iki" yang artinya kehidupan dan dibaca 甲斐 "gai" yang artinya berharga. Kata "gai" sendiri terdiri dari dua huruf kanji 甲斐 . "Ka (甲)" berarti nomor satu; yang paling utama dan "I (斐)" berarti indah; elegan. Namun, dalam pengucapan bahasa Jepang kata "Kai (甲斐) " berubah menjadi "gai" karena terdapat kata lain di depannya, yaitu "Iki". Sehingga, membentuk kata baru yaitu "Ikigai" dan bukan "Ikikai".

Secara abstrak, ikigai bisa ditranslasikan menjadi "the happiness of always being busy."  Menurut interpretasi pribadi, maksudnya di sini adalah menyibukkan diri dengan hal-hal produktif yang dapat menjadikan hidup lebih bermanfaat dan bermakna. Dalam pepatah Jepang, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris artinya "Only staying active will make you want to live a 100 years." Dalam banget, kan, maknanya? Dengan kita berusaha selalu aktif, mengerjakan sesuatu, kita jadi punya tujuan dalam hidup. Tujuan itulah yang membuat kita seolah-olah ingin "hidup seratus tahun." Bisa dibayangkan kalau kita hidup dengan menjalani kegiatan yang sifatnya mundane, rutinitas yang membosankan, kita bakal lebih mudah capek dan stress, bukan? Bedakan kalau kita selalu berusaha cari kegiatan yang dengan melakukannya kita bisa menambah makna dalam hidup, dalam aspek apapun itu. Entah belajar skill baru, bakti sosial, atau empowering others. Pastinya kita merasa ada sesuatu yang kita capai dalam hidup, yang justru semakin ingin kita capai lebih dan lebih lagi. 

World's 5 Blue Zones
1. Okinawa, JAPAN
Pulau paling selatan di Jepang ini merupakan tempat di mana masyrakatnya memiliki angka harapan hidup tertinggi di dunia. Di mana terdapat masyarakat berusia > 100 tahun dalam am setiap 22,55 jiwa. Selain karena pengaruh healtiful diet, simple life in outdoors, green tea (matcha), dan subtropical climate - Ikigai adalah pembentuk kehidupan mereka. Masyarakat Okinawa hidup dengan prinsip "Ichariba Chode" yang artinya dalam bahasa Inggris "treat everyone like a brother, even if you've never met them before.

Ogimi - sebuah desa di bagian paling utara Pulau Okinawa dengan populasi 3.000 jiwa, memiliki angka harapan hidup tertinggi di dunia. Sehingga, dijuluki "Village of Longevity" - desa yang berumur panjang (usia lanjut). Rahasia dari kebahagiaan masyarakat Ogimi adalah : feeling like part of the community. Dalam kehidupan masyarakat Ogimi dikenal "Yuimaaru" atau teamwork. Sehingga, menurut mereka penting untuk memiliki sense of belonging terhadap lingkungan masyarakat sekitar atau komunitas tertentu. 

Di negara lainnya seperti di bawah ini, I will not go further explaining. Biar fokus aja postingan ini bahas Jepang sebagai case dari "Ikigai" itu sendiri.
2. Sardinia, ITALY
3. Loma Linda, California, USA
4. The Nicoya Peninsula, COSTA RICA
5. Ikaria, GREECE

Apa alasan Anda untuk hidup?
Mark Winn Diagram
Menurut kepercayaan masyarakat Jepang, setiap orang memiliki Ikigai-nya masing-masing. Ikigai seseorang dapat dan sangat mungkin berbeda dari orang lainnya. Beberapa telah menemukan Ikigai mereka, di saat sebagian yang lain masih mencari. Walaupun sebenarnya Ikigai tersebut sudah ada dan melekat di dalam diri mereka. Jadi, sebenarnya Ikigai kita tersembunyi jauh di dalam diri kita masing-masing, dan untuk menemukannya dibutuhkan kesabaran.

Seorang warga Okinawa menyatakan bahwa Ikigai mereka adalah "the reason we get up in the morning." Alasan untuk selalu "jump out of bed" setiap paginya dan menjadikan hari tersebut bermakna. Whatever you do, don't retire! Faktanya, tidak ada kata dalam Bahasa Jepang asli yang bermakna "retire" dalam arti "leaving the workforce for good" dalam Bahasa Inggris.

Sedikit cerita perihal kaitan penjelasan di atas dengan kondisi ril di negara Jepang sendiri. Hampir rata-rata penduduk Jepang meyakini bahwa loyalitas adalah yang utama. Makanya, tidak heran kalau dalam suatu perusahaan, hirarki itu masih sangat jelas. Semakin lama bekerja di suatu perusahaan, tentunya levelnya makin senior, dong. Makanya, selalu akan lebih dihormati walaupun secara skill bisa jadi masih kalah battle. Masyarakat Jepang pun kalau sudah suka sesuatu, mempelajarinya, melakukannya, itu artinya dia benar-benar akan mendedikasikan hidupnya untuk hal tersebut. Contohnya, seseorang yang hobi olahraga. Maka, dia akan sungguh-sungguh menjadi expertise di bidang itu. Walaupun, pada akhirnya dia memilih profesi lain dan bukan sebagai atlet, dia akan tetap melakukan aktivitas olahraga tersebut kapanpun ada kesempatan. Istilahnya, orang Jepang itu All Out or Nothing.

The 10 Rules of Ikigai


Source: https://www.sloww.co/ikigai-book/
1. Stay Active; don't retire
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, apapun yang kita sudah mulai, lanjutkan. Jangan pernah retire! Lakukan hal-hal yang menambah nilai dalam hidup dan menjadikannya bermakna.

2. Take it slow
Santai saja, semua sudah Ada Yang Mengatur. Ini ungkapan umum bahkan di Indonesia sendiri bukan? Don't rush, you're on time :)

3. Don't fill your stomach
Don't be greedy! Kita sudah sepantasnya tau mana hak mana kewajiban kita. Kalau semua kita ambil, lantas di mana makna hidup kita? Bukankah berbagi akan menjadikan hidup kita lebih bermakna?  Dalam pengertian harfiahnya pun, kita tidak dianjurkan untuk makan secara berlebihan. Orang Jepang itu panjang umur karena mereka menerapkan gaya hidup sehat. Salah satunya dengan penerapan pola makan yang teratur dan gizi yang seimbang. Makanya, jarang kan ada orang Jepang yang obesitas? Hehe.

4. Surround yourself with good friends
Hidup cuma sekali, jangan diisi dengan toxic people. Sebisa mungkin isi lingkungan pergaulan kita dengan orang-orang positif. Mereka yang mampu memotivasi kita untuk terus maju. Bukan yang hanya bisa menjatuhkan. Penelitian pun sudah membuktikan, bahwa karakter kita dipengaruhi oleh rata-rata karakter 5 orang yang kita temui baik interaksi langsung maupun tidak langsung, setiap harinya.

5. Get in shape for your next birthday
Maksudnya adalah self-love. Menjaga tubuh kita terutama untuk salah satu hari penting dalam hidup kita adalah satu wujud rasa syukur dan cinta terhadap diri sendiri bukan?

6. Smile
Senyum - mudah dilakukan tapi banyak manfaatnya. Baik bagi kesehatan terutama dampaknya secara psikologis. You'll never know how someone out there is waiting for your smile and the fact that it might change someone's life the day you smile.

7. Reconnect with nature
Kesadaran kita akan other entities di muka bumi ini bisa menjadikan kita pribadi yang lebih empatik. Masyarakat Jepang sangat menjaga kelestarian alam. Makanya, nggak heran kalau di Jepang itu super bersih. Bisa dibilang mereka juga sangat all out dalam urusan pengolahan limbah sampah. Kalau ditanya, mengapa? Mereka semua pasti jawab "Kono bokutachi no taisetsu na chikkyu o mamoru tame ni dakara." (Demi menjaga bumi yang kita sayangi ini).

8. Give thanks
Jangan remehkan kekuatan salah satu kata pusaka "Thank You." Ada begitu banyak cara menunjukkan rasa terima kasih kita. Tetapi, adakala nya kita perlu mengucapkannya. Mengucapkan terima kasih adalah salah satu bentuk penghargaan kita terhadap orang lain yang terlihat sederhana namun dampaknya besar. Karena, bisa jadi buah dari sikap kita bukan langsung kembali ke diri kita sendiri. Bisa jadi orang-orang terdekat atau keluarga kita yang memetik buah dari sikap kita menghargai orang lain.

9. Live in the moment
Hadapilah apa yang ada di depan mata. Perbaikki apa yang bisa kita perbaikki saat ini.
Jangan risaukan masa lalu, karena itu tidak dapat kita ubah. Jangan pula risaukan masa depan karena itu belum tentu terjadi.
Seinget gue, pepatah yang serupa juga dipercaya dalam ajaran Buddha. Nggak, heran, karena beberapa masyarakat Jepang pun dalam praktik kehidupan sehari-harinya banyak mengadopsi The Great Buddha ways. Tetapi, rasanya ini cukup logis untuk kita jadikan inspirasi, bukan? Setidaknya, kita akan jadi lebih fokus menyelesaikan urusan dalam hidup kita satu-per satu.

10. Follow your ikigai
Last but not least, setelah kita nantinya mampu menemukan ikigai kita, maka ikutilah. Sejatinya, hanya kita dan Tuhan yang tahu apa yang kita benar-benar butuhkan dan inginkan dalam hidup kita. Happy finding your own ikigai!

4 comments:

  1. Sharp time when i get my rest with my children, first point' to be a real life with my state as a single mother for them and theirs own in trust, wishing and believe in God as father in the heaven, motivated me with this ikigai review, thank you and have a good time always 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. I have reason why I approved your comment regardless the comment box description I put. I just wanna say thank you for sharing your story. Be happy always, Mom!

      Delete
  2. Wah pas banget lagi cari review buku ini buat ngado temen 🙂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you sudah mampir. Semoga review-nya bermanfaat yaa, Kak Rahma😊

      Delete

Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!

Bintang Mahayana (c) 2018. Powered by Blogger.