Found Myself Back in Watercolor Arts

Holla! 
First post in 2019! Lama gak update website nih. Maaf.
Beberapa bulan ini lagi menekuni Watercolor Arts sampai semua content mangkrak di draft.
Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue menjadi "pengendali air" hehe. 
About how I regained myself back through Watercolor Arts and found my life-passion in it.


Tokyo Sunset Cityscape in Pink Monochrome
by: Bintang Mahayana

"Daripada gabut mending ngapain yaa?"
Selepas wisuda, gue memang belom seberuntung teman-teman lain yang langsung diterima kerja di berbagai tempat. Gue beberapa kali dapat panggilan test bahkan sampe interview. Tetapi, Allah.SWT masih nyuruh gue di rumah. Sesekali gantiin tugas mama jadi supir pribadi adek-adek gue yang masih pada anak sekolahan. Alhasil, gue yang tadinya cuma muter antara apply job dan latihan TOEFL seketika kangen bermain dengan otak kanan. 

Akhirnya gue iseng ke Gramedia buat reload art supplies gue dari nol lagi. My kinda definition of "hedon" yang gak bikin menyesal selain belanja makanan wkwk.  Di bayangan gue pertama gue langsung mau bikin floral watercolor cards gitu. Entah mungkin karena pengaruh kondisi mental lagi agak-agak stress gitu ya, jadi gue pilih bright vivid colors gitu. Dua bunga yang gue pelajari adalah "Rose" dan "Peony". Turns out, peony flowers jadi bunga kesukaan gue dalam Watercolor Art.


Bringing Back the Loved-One's Mood by Sending Watercolor Greeting Cards
Gue yang saat ini lagi menjalani LDR, ga banyak bentuk komunikasi yang bisa dilakukan selain chat atau telepon, berfikir bahwa I need to do something not to put the relationship in boredom but at the same time, not being cheesy. Gue bukan sosok cewek yang super romantis kayak ceweknya orang-orang kebanyakan. Jadi, gue cuma berharap cowok gue ya bisa memaklumi dan menerima my kinda love language. Pesannya gak yang super duper romantis juga. Gak jarang gue cuma pengen ngisengin dia aja atau simply giving him a reminder that I do care about how he's doing.

Pernah kapan itu gue lagi iseng mau bikin watercolor blue-monochrome painting gitu. Terus ya gue kepikiran bikin short-narration tentang dia which I know, it might annoyed him in a good way. So I made this just to tease him lol. Asik aja gitu suka ngatain dia "Tuyul" gara-gara fotonya jaman maba kan botak jadi kayak tuyul hehehe...



Terus entah gue jadi ketagihan "iseng" setiap ada occasion penting juga gue bikin Watercolor Cards buat dia. Waktu dia mau tes/ wawancara kerja sampai akhirnya dia keterima kerja. Gue cuma bisa kasih support dari jauh lewat greeting cards gue. 



Bahkan menjelang Tahun Baru 2019 kemaren, secara tumben dan tiba-tiba dia nge WA gue berparagraf-paragraf sampe muncul tanda "Read More" nya saking panjangnya haha. Instead, yang gue lakukan ke dia cuma ngasih memo lewat Watercolor Greeting Cards gue. 

Gue seneng aja karena dalam pesan WA super panjang tadi he mentioned :
Your postcards always change my mood into the best for the entire day.
Gue ga nyangka aja kalau karya gue yang super biasa aja sebenernya (many can do so much better haha) bisa diapresiasi. Apalagi sama orang yang kita sayang.
The fact that it made someone's day a little bit brighter. Could I not being so grateful for that?


Nyenengin Teman dengan Cara Sederhana
Kadang iseng suka post hasil painting ke Instastory. Terus gue pikir kenapa enggak kalo gue open request buat latihan sekaligus amal tipis-tipis. Pikir gue cuma ya, gue belom banyak bisa jadi orang yang berguna seenggaknya bisa ada kebaikan kecil yang gue lakukan buat orang lain. Minimal, apa yang gue buat itu bisa buat orang lain seneng. Gue benar-benar menggratiskan hasil karya gue karena ya emang niatnya bukan bisnis. Gue latihan, gue butuh ide berdasarkan request orang lain. Kadang ada yang minta buatin nama atau quotes gitu. Bahkan sampe Wedding Invitation, duh! Pake segala minta ijin buat dia print lagi kan aku terharu :')
Respon mereka alhamdulillah suka sama hasil karya gue. Liat hasil karya gue direspost ama mereka di IG aja gue udah terharu bombay. Cuma ya gitu. Ada juga sih yang under-appreciate by giving a mere "thank you". 

Yah, namanya juga manusia. Gak semua pandai berterima kasih sama orang. Bukan maksud gak ikhlas atau gimana. Hanya, ya tau dong gue dah modal kertas, alat kerja, waktu, tenaga, dan ide. Berjam-jam buatin gratis. Tolonglah, apresiasinya walaupun bukan dengan uang. Di satu sisi, gue juga berterima kasih banget sama mereka yang udah support karya gue. Bahkan mendukung untuk dibisniskan. Alasannya, mereka suka sama karya gue. Tapi kalo minta tolong lagi rasanya sungkan soalnya ini gratis. Kalau bayar kan beda lagi ceritanya.





Gue sampe saat ini masih ragu untuk melangkah ke sana karena masih enjoy ngejalanin ini sebagai hobi yang gue tekuni. Benar-benar tanpa beban ngejalaninnya. Takutnya kalau langsung maju ke arah professional gue seolah merasa gue harus berkarya because I am paid for this. Not for having fun anymore. 

Anyway, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti. Mohon doanya aja yaa. Kalau suatu saat gue Open Order yaa monggo diorder dan di share ke teman-teman yang sekiranya membutuhkan jasa gue nantinya hehehe (lha kok promosi sekarang gue?)






Is This My True Passion?

Jujur aja, selama menjalani hobi ini gue benar-benar nggak merasa terbebani. Emang kadang hasilnya suka nggak sesuai ekspektasi gue di awal (sapa suruh banyak ngarep, sakit kan?). Tapi anehnya, justru kalo hasilnya failed itu justru memotivasi gue untuk memperbaiki teknik yang salah. Gue jadi sering bereksperimen dengan spektrum warna dan menemukan perbandingan yang tepat dalam pencampuran warna-warna. Mengatur kadar air dan menggunakan jenis kuas yang tepat untuk masing-masing jenis strokes. Intinya, I don't feel like working at all! - which is awesome :)

Gue cuma berharap gak akan pernah bosen sama hobi ini meskipun dalam perjalanan hidup gue, selalu ada hobi baru yang gue temukan. Saat ini, gue bahkan menghiasi Jurnal 2019 gue yang gue namai "2019 Book of Journey" dengan watercolor arts gue. Rasanya enjoy banget ngejalaninnya. 
May 2019 be a great year for me and everyone! :)






4 comments:

  1. Wah cantik bet. Terakhir kali gores2 manual kek nya oas tahun pertama di archits ahhahah. Sepertinya minat gue udah bergeser nih... Labil emang

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha thank youuu. di tengah kecanggihan teknologi tetep harus loh biasain sempetin free hand. kepuasannya beda bgt sama kalo kita bikin digital. It's okay, finding your passion could take sometimes, keep doing what you're doing and enjoy the process!

      Delete
  2. mbak kalo boleh tau utensils yang dipakai apa ajanih merknya? dari kuas, paper sampai watercolornya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Novi, so sorry baru balas. Dulu aku pakai Marie's Watercolor. Tapi sekarang beralih ke Koi Watercolor Pan yg isi 24 warna. Kalau brush aku selalu pakai Lyra aja size nya vary tapi lebih suka pakai round brush bisa no.5 atau 1 untuk detailing. Kalau kertas selalu pakai Arto yang 300gsm. Semoga terjawab yaa :)

      Delete

Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!

Bintang Mahayana (c) 2018. Powered by Blogger.