Kamu Gila Kerja? Wajib Punya Asuransi Ini di Usia 20-30an!

 Holla!
Di postingan kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue dalam pencarian dan belajar soal asuransi. Kebetulan sebelumnya gue pernah ngalamin musibah yang menyadarkan betapa pentingnya melek asuransi. Bagi kalian yang mungkin saat ini juga dalam pencarian asuransi, bisa baca artikel ini dulu untuk dapat perspektif baru tentang asuransi, yaa. Sebenarnya penting tidak, sih punya asuransi di usia 20-30an?


tips-pentingnya-memilih asuransi saat masih-berusia-20-hingga-30-tahunan-bintangmahayana-com
Sumber Gambar: Unsplash/ @solimonster; Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021



Mendadak Harus Operasi Akibat Gila Kerja

Tahun 2019, gue masih bekerja di suatu korporasi multinasional di Jakarta. Usia gue saat itu baru beranjak 23 tahun. Setelah lulus kuliah selama 4 tahun belajar di universitas, gue langsung bekerja. Tentu senang bisa langsung diterima di perusahaan besar dan diberi tanggung jawab yang besar pula. Pada saat itu gue bekerja sebagai Architect Project Management. Sehingga, lembur dan mobilitas yang tinggi sudah jadi makanan sehari-hari. Terkadang pulang kantor sampai pukul 21.00 malam, sampai kosan juga masih lanjut kerja sampai pukul 02.00 pagi. Padahal, kantor masuk pukul 07.30 pagi keesokan harinya. Mungkin teman-teman di sini juga ada yang sama?

Saat usia 23 tahun, kondisi tubuh sedang enerjik-enerjiknya. Gue tipe yang jarang sakit. Bahkan tidak pernah diopname sama sekali. Jadwal makan teratur dan selalu tepat waktu karena ada katering prasmanan di kantor saat makan siang. Sarapan bisa di kantin kantor dan makan malam sepulang kerja pun banyak pilihan di sekitar kosan. Namun, siapa yang menyangka kalau ternyata gue divonis terkena radang usus buntu akut dan harus segera dioperasi? Belum lagi, gue merantau sendirian di Jakarta. Dalam kondisi darurat, hal pertama yang terpikir adalah mencari Rumah Sakit terdekat. Kebetulan ada RS Swasta dekat kosan yang jarak tempuhnya hanya 10 menit dengan kendaraan bermotor. Tetapi, sayangnya karena RS nya memang tergolong premium, total tagihannya pun membengkak. Total biaya operasi hingga rawat inap tembus hingga 41 Juta Rupiah! Dunia gue rasanya runtuh seketika.

Asuransi yang gue punya satu-satunya hanyalah BPJS Kesehatan pada saat itu, karena hanya itu asuransi yang di-cover oleh kantor dengan potong gaji secara otomatis setiap bulan. Bisa digunakan? Oh, tentu tidak! Soalnya, BPJS Kesehatan akan butuh rujukan dari klinik yang tertera di kartu ke RS. Itupun terbatas pada RS tertentu saja. Sedangkan, kondisi gue pada saat itu sudah kritis. Jika tidak segera dioperasi, pembengkakan usus buntunya akan semakin parah dan bisa pecah. Hingga berpotensi menyebabkan kematian. Duh, rasanya nyesel banget!  Kenapa, yaa nggak punya asuransi tambahan supaya saat jatuh sakit seperti ini ada pihak asuransi yang bantu membiayai? Jadi, kondisi keuangan kita pun tidak terganggu.





Apa Itu Asuransi dan Mengapa Penting untuk Dimiliki?

Dari tadi gue menyebutkan soal asuransi tetapi sebenarnya apa, sih asuransi itu? Asuransi gampangnya bisa diartikan sebagai proteksi. Jadi, kita membeli polis asuransi dengan membayarkan premi asuransi baik secara bulanan, trimester, semester, atau tahunan. Tujuannya adalah untuk mitigasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan agar kondisi finansial kita tidak terganggu.

Jadi, kalau kondisinya seperti contoh kasus gue di atas. Andaikata gue sudah punya asuransi kesehatan, kemungkinan besar biaya yang gue keluarkan akan jauh lebih murah bahkan bisa sesuai tagihan RS (on-bill). Sehingga, tidak perlu menggunakan terlalu banyak dana darurat bahkan sampai mengorbankan tabungan segala. Rugi banget dong, yaa! Dengan kata lain, salah satu hal yang mendasari pentingnya melek asuransi yaitu memiliki ketersediaan proteksi terhadap kondisi finansial di masa depan dengan meminimalisasi pengeluaran tak terduga.


penjelasan-mengapa-asuransi-itu-penting-bintangmahayana-com
Mengapa Asuransi Penting?
Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021




Piramida Keuangan
Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada baiknya kita coba pahami dulu Prinsip Piramida Keuangan yang seringkali dibahas oleh para perencana keuangan. Ternyata ada level atau tingkatan finansial yang harus kita capai jika kita ingin mencapai keamanan finansial atau kondisi keauangan yang sehat. Piramida keuangan itu jika divisualisasikan adalah sebagai berikut.

level-piramida-keuangan-bintangmahayana-com
Piramida Keuangan
Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021


Piramida di atas sebenarnya hanya sebagai garis besar untuk menuntun kesadaran finansial kita. Sudah sampai di level berapakah keuangan kita? Sudah sehatkah kondisi keuangan kita? Pada Level 1, terdapat "Dana Darurat", yaitu dana yang dikumpulkan untuk digunakan hanya pada dalam kondisi genting dan darurat. Misalnya, jika tiba-tiba menjadi korban PHK atau terkena bencana alam. Dana darurat ini sebaiknya hanya digunakan jika kita dalam kondisi kehilangan sumber penghasilan dan perlu menopang kebutuhan hidup 

Namun, jika kondisinya kita belum sampai pada Level 2, yaitu Asuransi Kesehatan, bukan tidak mungkin kita pada akhirnya malah mengorbankan dana darurat untuk berobat seperti cerita di awal tadi. Untuk itulah ada beberapa jenis asuransi yang pembeliannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing. Berdasarkan yang gue pelajari dari #asuransilifepal, jenis-jenis asuransi diri adalah sebagai berikut.






Bagaimana Menentukan Asuransi Mana yang Kita Butuhkan?

Bagaimana kita mengenali asuransi mana yang sesuai dengan kebutuhan kita? Tenang, saja di pembahasan ini gue akan bahas tentang asuransi apa saja yang sebaiknya dimiliki oleh usia 20-30an.

Jenis-Jenis Asuransi

Ada 3 jenis asuransi sebaiknya dimiliki oleh mereka yang berusia 20-30 tahun-an dengan disesuaikan pada kriteria dan kebutuhannya.


1. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah asuransi perawatan medis yang didapatkan ketika berkunjung ke rumah sakit atau berkunjung ke dokter. Manfaat utama asuransi kesehatan adalah fasilitas rawat inap dan rawat jalan. Terdapat juga manfaat tambahan (rider) seperti: perawatan gigi, kacamata, kelahiran, atau kehamilan. 

Asuransi ini buat gue pribadi sangat penting dan termasuk kebutuhan finansial dasar. Apalagi sebelumnya gue punya riwayat sakit hingga harus operasi organ dan rawat inap. Buat kalian yang punya beban kerjaan tinggi, sebaiknya jaga-jaga dengan memiliki asuransi ini daripada menyesal di kemudian hari.


2. Asuransi Sakit Kritis
Asuransi sakit kritis adalah yang membantu meng-cover biaya perawatan medis dan kebutuhan hidup yang dibayarkan secara tunai kepada nasabah (pemegang polis asuransi) apabila terdiagnosis sakit kritis. Contoh sakit kritis yang umum diidap masyarakat Indonesia adalah stroke, jantung, dan kanker. Untuk jenis sakit kritis yang di-cover tergantung pada masing-masing polis asuransi. 

Biasanya asuransi sakit kritis dimiliki setelah memiliki asuransi kesehatan. Sehingga, asuransi sakit kritis kerap dianggap tambahan (rider) dari asuransi kesehatan. Kita tentu berdoanya jangan sampai mengidap sakit kritis. Tetapi tidak ada salahnya berjaga-jaga jika dalam keluarga kita ada riwayat sakit kritis. Gue belajar dari pengalaman saudara. Suatu hari almarhumah kakaknya ibu meninggal dunia karena serangan jantung. Semasa hidupnya sering keluar masuk RS. Bahkan dulu sampai harus dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita yang termasuk premium. Tetapi, karena ada asuransi yang menanggung jadi biayanya tidak sebesar itu


3. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang memberi pertanggungan saat kita meninggal dunia kepada ahli waris yang kita tunjuk pada saat pembelian polis asuransi jiwa pertama kali. Tujuannya, supaya keluarga yang ditinggalkan dapat tetap mempertahankan biaya hidup pokok untuk bertahan hidup sepeninggal kita. Serta tidak dibebani dengan utang warisan yang kita tinggalkan juga.


Nah, mungkin dari beberapa poin di atas sudah ada sedikit gambaran bukan mengenai masing-masing jenis asuransi? Selanjutnya yuk bahas lebih detail tentang masing-masing jenis asuransinya.







Asuransi Kesehatan dan Asuransi Sakit Kritis

Mengapa penting memiliki asuransi kesehatan? Ya, karena kita tidak bisa menjamin apakah kedepannya kita akan sehat selalu. Ditambah lagi, dengan memiliki asuransi kesehatan maka kita telah menimalisasi risiko pengeluaran di masa depan jika kita jatuh sakit

Biasanya, biaya perawatan medis akan membengkak jika mengharuskan kita rawat inap. Belum lagi jika butuh tindakan khusus seperti operasi misalnya. Kalau belum punya asuransi sama sekali, sebaiknya membeli asuransi kesehatan terlebih dahulu sebelum membeli jenis asuransi lainnya.


penjelasan-singkat-asuransi-kesehatan-bintangmahayana-com
Ringkasan tentang Asuransi Kesehatan
Sumber Gambar: Unsplash/ @jairlazarofuentes; Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021


Namun, ada beberapa poin pengecualian yang perlu dipahami sebelum kita membeli polis asuransi kesehatan agar tidak menyesal nantinya.

A. Poin Pengecualian Asuransi

Poin pengecualian merupakan kondisi-kondisi tertentu yang biasanya tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Info berikut didapat dari Youtube Lifepal terkait #asuransilifepal yang dirangkum dalam poin-poin berikut ini:


1). Pre-Existing Condition: kondisi sakit atau fisik yang telah ada sebelum membeli asuransi. Perlu diingat bahwa asuransi menanggung risiko yang belum terjadi. Untuk itulah, beberapa asuransi biasanya meminta kita untuk melampirkan bukti Medical Check Up (MCU) atau surat pernyataan sehat saat mendaftar. Namun, bisa juga terdapat pengecualian khusus yang dapat menanggung kondisi tersebut setelah melewati masa tunggu + 1 tahun pembayaran premi asuransi, baru kita dapat mengajukan klaim tersebut. 

2). Perawatan Medis Tradisional atau Eksperimental: misalnya akupuntur, dukun, atau pengobatan alternatif.

3). Gangguan Kesehatan Mental: stres, depresi, neurosis. Namun, ada beberapa asuransi yang memasukkan konsultasi psikologis, terapi psikiater, dan obat-obatan terkait gangguan kesehatan mental ke dalam pertanggungan asuransi kesehatannya. Namun, pastinya preminya akan lebih mahal. Jadi, sebaiknya dicermati komposisi dari polis asuransinya, yaa.

4). Penyakit Sangat Khusus: misalnya biaya kemoterapi untuk penderita kanker, terapi cuci darah, dan lain sebagainya, harus menggunakan Asuransi Sakit Kritis dan bukan Asuransi Kesehatan saja.

Asuransi Sakit Kritis (Critical Illness Insurance) biasanya merupakan asuransi tambahan bagi asuransi kesehatan yang memiliki waktu masuk ideal usia 5-70 tahun. Asuransi Sakit Kritis biasanya menanggung hingga usia 100 tahun. Beberapa asuransi juga mensyaratkan Survival Period (Masa Bertahan) yaitu, masa nasabah bertahan hidup sejak terdiagnosis sakit kritis. Biasanya selama 7 hari sejak terdiagnosis. Baru asuransi dapat diklaim. Namun, ada juga yang tidak menssyaratkan poin ini. 


penjelasan-singkat-asuransi-sakit-kritis-bintangmahayana-com
Ringkasan tentang Asuransi Sakit Kritis
Sumber Gambar: Unsplash/ Piron Guillaume; Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021



5). Penyakit Menular Seksual: misalnya HIV/AIDS, Sifilis (Raja Singa), Gonorrhea, dan lain sebagainya.

6). Cedera Akibat Melukai Diri Sendiri: misalnya kegiatan melanggar hukum seperti kebut-kebutan kemudian mengalami kecelakaan atau percobaan bunuh diri.

7). Kepentingan Kosmetik: misalnya operasi plastik, laser treatment, maupun perawatan dengan tujuan estetika lainnya.

8). Perawatan Akibat Kegiatan Ekstrem: misalnya jika mengalami kecelakaan akibat melakukan kegiatan olahraga berbahaya seperti panjat tebing, bungee jumping, arung jeram, dan lain sebagainya.


Note: Poin-poin no 1-8 di atas merupakan poin umum polis asuransi kesehatan. Bisa saja terdapat pengecualian tergantung asuransi yang bersangkutan. Maka, penting untuk mempelajari polis dan Ringkasan Produk Asuransi sebelum memutuskan untuk membeli.






B. Cara Kerja Asuransi

Bagaimana supaya asuransi kita tidak mengalami gagal bayar dan sesuai dengan ekspektasi kita? Salah satunya adalah dengan memahami cara kerja dari asuransi itu sendiri. Jadi, pentingnya melek asuransi tidak berhenti sampai mengetahui asuransi apa yang harus dibeli. Namun, juga tentang cara kerjanya agar kita tidak mengalami kesulitan apalagi gagal bayar saat akan mengklaim pertanggungan asuransi.


1). Berdasarkan Komposisinya

Mungkin teman-teman pernah mendengar istilah Unit Link? Apa bedanya dengan asuransi tradisional, yaa? Prinsip utama yang membedakan antara Asuransi Tradisional dan Asuransi Unit Link terletak pada komposisi asuransinya. Asuransi Tradisional merupakan asuransi murni yang umum kita kenal selama ini. Sedangkan Asuransi Unit Link merupakan gabungan asuransi dan investasi yang presentasenya diatur sesuai dengan keinginan kita sebagai nasabah, mana yang ingin lebih besar asuransi atau investasinya. 


Biasanya, nih, teman-teman yang tidak ingin repot belajar soal investasi secara terpisah akan lebih memilih Asuransi Unit Link karena sudah all in one alias lengkap semua jadi satu asuransi dan investasi sekaligus. Tetapi, bukan tidak mungkin kalau kita justru akan mendapatkan manfaat yang lebih maskimal jika kita membeli instrumen-instrumen tersebut secara terpisah.



2). Berdasarkan Metode Klaim Asuransinya

Berdasarkan metode klaimnya, asuransi dibagi menjadi 2, yaitu cashless (non tunai) dan reimbursement (penggantian tunai).


- Cashless: biasanya kita akan diberikan kartu keanggotaan serta dapat melakukan proses transaksi klaim asuransi via aplikasi secara daring (online). Tentunya, metode ini akan lebih nyaman dan mudah digunakan bagi kita yang berusia 20-30an.


- Reimbursement: sistemnya kita akan membayarkan atau menalangi biaya terlebih dahulu. Kemudian kita klaim ke pihak asuransi dengan mengisi form dan menyertakan bukti tagihan (invoice) atau dokumen pembayaran biaya perawatan medis. Cara ini bisa dikatakan lebih kuno dan tidak praktis. Tetapi, biasanya harga preminya lebih murah dibandingkan dengan metode cashless



3). Berdasarkan Plafon atau Limit Asuransinya
Meskipun beberapa asuransi kesehatan menawarkan pertanggungan sesuai tagihan (on bill), biasanya akan tetap ada plafon atau limit pertanggungan tahunan. Artinya, nominal klaim maksimal yang dapat kita ajukan kepada pihak asuransi dalam jangka waktu 1 tahun


Misalkan saja, total biaya perawat medis kita saat sakit pertama adalah 10 juta, kemudian kita mengalami sakit lagi dan memakan biaya 5 juta. Sedangkan limit asuransi kita hanya 10 juta per tahun. Maka, biaya yang dapat ditanggung oleh pihak asuransi adalah 10 juta saja. Sedangkan sisa 5 juta tadi harus kita tanggung sendiri.



PENTING: Hal-hal yang juga perlu kita perhatikan ketika memilih asuransi supaya tidak alami gagal bayar.

- Asuransi dapat menanggung tagihan on bill. Sehingga, kita tidak perlu mengestimasi sendiri berapa sebenarnya biaya yang kita butuhkan.

- Pilih yang tidak terpengaruh oleh inflasi, misalnya harga kamar. Kalau misalkan asuransi kita hanya menanggung harga kamar Rp500.000,00 per malam, belum tentu beberapa tahun lagi saat kita membutuhkan klaim asuransi, harga kamar tersebut masih tersedia. Akibatnya, kita bisa mengalami gagal bayar atau asuransi kita tidak bisa diklaim.

- Perhatikan jenis-jenis obat maupun perawatan yang ditanggung dan dikecualikan. Biasanya, asuransi bisa menanggung hingga H+30 setelah keluar dari Rumah Sakit (rawat jalan).

- Komponen fasilitas perawatan medis yang perlu diperhatikan: Kamar ICU, Kamar Non ICU, IGD, dan jumlah malam rawat inap maksimal yang ditanggung.





C. Perhitungan Premi

Hal-hal apa saja, sih yang dijadikan pertimbangan oleh pihak asuransi ketika melakukan perhitungan premi asuransi? Ada beberapa pertimbangan yang perlu kita pelajari.


1). Usia: semakin muda usia saat mendaftar, maka potensi biaya premi yang dibayarkan akan semakin murah. Inilah salah satu keuntungan yang akan kita dapatkan dan pentingnya melek asuransi di usia muda.


2). Jenis Kelamin: umumnya wanita memang dikenakan biaya premi yang lebih mahal dibandingkan dengan pria. Berdasarkan riset yang dipaparkan oleh #asuransilifepal, premi wanita lebih mahal dibandingkan laki-laki karena ada perlindungan khusus seperti kehamilan dan melahirkan. 

Riset juga menunjuukkan bahwa frekuensi kunjungan ke dokter 3 kali lebih sering wanita dibandingkan pria karena wanita kerap lebih memperhatikan masalah kesehatan. Misalnya, melakukan pemeriksaan rutin kesehatan rahim dan payudara. Sehingga, potensi klaim asuransinya dinilia lebih besar wanita daripada pria.


3). Pertanggungan: terkait dengan manfaat asuransi yang dapat diklaim sesuai dengan yang tertera pada polis asuransi. Jika semakin lengkap pertanggungannya dan mencakup asuransi tambahan (rider), masuk akal jika biaya preminya akan semakin tinggi.


4). Riwayat Kesehatan: berkaitan dengan kondisi pre-existing. Misalnya, kita pernah punya riwayat sakit berat atau bawaan lahir. Maka, dianggap risikonya lebih besar dan biaya preminya lebih mahal. 






Asuransi Jiwa

Prinsip dari asuransi jiwa adalah memberi pertanggungan saat kita meninggal dunia kepada ahli waris yang kita tunjuk saat membeli asuransi. Tujuannya adalah untuk mengurangi beban finansial bagi keluarga yang ditinggalkan apabila kematian terjadi secara tiba-tiba. 


Siapa saja yang butuh atau wajib memiliki asuransi jiwa?

Dulu, gue mikir kalau pentingnya melek soal asuransi jiwa itu kalau sudah berkeluarga saja karena punya pasangan dan anak. Tetapi, ternyata ada beberapa kriteria yang membuat kita yang berusia 20-30an dan masih single pun bisa jadi membutuhkan bahkan wajib memiliki asuransi jiwa.


1). Tulang Punggung Keluarga: sekalipun beberapa dari kita belum menikah, ada kalanya kita menjadi sandwich generation karena harus membantu orang tua membiayai adik sekolah, mengirimi orang tua yang sudah pensiun, dan lain sebagainya. Intinya, jika ketidakhadiran kita dapat mengganggu kondisi finansial keluarga karena kita sebagai salah satu atau bahkan satu-satunya sumber penghasilan dalam keluarga.


2). Memiliki Beban Hutang maupun Cicilan: misalnya cicilan rumah maupun kendaraan. Bayangkan saja kalau kita sedang memiliki tanggungan hutan kemudian takdir berkata bahwa kita harus meninggal detik ini juga. Untuk itulah penting memiliki asuransi jiwa agar dapat membantu mengurangi beban finansial ahli waris dan keluarga sepeninggal kita. 




Bentuk Asuransi Jiwa

1). Asuransi Jiwa Berjangka/ Term Life Insurance

Merupakan bentuk murni dan asuransi jiwa. Asuransi jiwa berjangka dapat memberikan perlindungan jiwa dalam jangka waktu tertentu, misal 5 tahun, 10 tahun, atau 30 tahun. Pertanggungan utama asuransi jiwa berjangka adalah santunan meninggal dunia. Sedangkan pertanggungan tambahan (rider) seperti santunan cacat tetap, pembebasan premi asuransi, dan jaminan pelunasan kredit. Makanya, biasanya beberapa kreditur akan meminta bukti kepemilikan asuransi jiwa sebelum kita mengambil kredit.


2). Asuransi Jiwa Seumur Hidup/ Whole Life Insurance

Biasanya diambil sebagai bentuk warisan bagi keluarga. Namun, seumur hidup bukan berarti tidak terbatas. Tetapi, hanya sampai usia yang sangat tinggi (usia 99-100 tahun). Besaran nilai tunai yang disepakati dalam polis asuransi umumnya ditentukan di awal dan bisa dicairkan di tengah masa polis. Selain itu, asuransi jiwa seumur hidup ada yang bisa memberikan living benefits, yaitu manfaat yang diberikan selama nasabah masih hidup.


3). Asuransi Jiwa Unit Link/ Unit Link Life Insurance

Dalam prinsip asuransi jiwa unit link, premi yang kita bayarkan akan dikelola oleh perusahaan asuransi oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam instrumen investasi. Baik itu dalam bentuk saham, obligasi, deposito, dan reksadana. Porsi antara asuransi dan investasi tergantung pada pilihan nasabah,


Jenis asuransi ini cocok bagi teman-teman yang ingin untung di masa depan tanpa pusing belajar investasi. Di sisi lain tetap mendapatkan perlindungan jiwa. Namun, dalam YouTube Lifepal dalam pembahasan #asuransilifepal, disebutkan bahwa bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal jika kita membenli keduanya secara terpisah antara asuransi dan investasi.


4). Asuransi Jiwa Dwiguna/ Endowment Insurance

Jika Asuransi Unit Link merupakan asuransi dan investasi sekaligus, Asuransi Jiwa Dwiguna adalah asuransi dan tabungan. Premi yang dibayarkan akan dibagi 2: untuk membayar asuransi dan ditabung di instrumen berbunga tetap.


Jenis asuransi ini cocok untuk seseorang dengan tujuan finansial jangka panjang. Misalnya, dana pendidikan dan dana pensiun. Asuransi jiwa diguna juga dapat dibayarkan saat nasabah masih hidup. Misalnya, saat nasabah pensiun pada usia 65 tahun.




Ringkasan tentang Asuransi Jiwa
Sumber Gambar: Unsplash/ Josh Olalde; Infografik: Dok. Pribadi/ Bintang Mahayana, 2021



Memilih Asuransi yang Sesuai dengan #AsuransiLifepal

Sebenarnya, saat ini kita tidak perlu kesulitan lagi menyeleksi dan memilih asuransi yang sekiranya terbaik dan sesuai dengan kebutuhan diri kita. Di #asuransilifepal sudah ada fitur untuk memfilterisasi asuransi yang bisa disesuaikan dengan usia serta rentang biaya premi yang sanggup kita bayarkan sesuai dengan kemampuan finansial kita. 

Untuk gue pribadi, presentase alokasi pengeluaran untuk asuransi maksimal 5-10% dari total penghasilan bulanan. Misalnya, penghasilan bulanan kita adalah Rp10.000.000,00. Maka, biaya premi asuransi yang ideal adalah pada rentang Rp500.000,00-Rp1.000.000,00. Nah, kalau kita sudah tau bajet kita untuk alokasi asuransi di kisaran berapa, selanjutnya kita bisa langsung mengisi data di lama asuransi lifepal di sini.


Kolom Pencarian Asuransi Lifepal
Sumber Gambar: lifepal.co.id



 

Informasi Lomba Blog November‐Desember 2021

Untuk teman-teman blogger boleh banget kalau mau menambahkan info-info serta berbagi pengalaman tentang pentingnya melek asuransi di blog kalian masing-masing karena Lifepal sedang mengadakan Blog Competition bertema "Pentingnya Melek Asuransi #asuransilifepal". Info selengkapnya bisa dilihat di link bit.ly/lifepalblogcompetition2021.


lifepal-blog-competition-2021
Lifepal Blog Competition
Sumber Gambar: Lifepal



***


Sekian informasi soal asuransi dan cerita pengalaman gue belajar dan mencari asuransi yang sesuai kebutuhan. Semoga teman-teman semakin sadar akan pentingnya melek asuransi dan segera menemukan asuransi 'terbaik' yang sesuai kebutuhan kalian, yaa! 
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.

- Bintang Mahayana ©️ 2021 -


No comments:

Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!

Bintang Mahayana (c) 2018. Powered by Blogger.